Assalamualaikum Wr.Wb
Merdeka
merdeka, aku anak Indonesia, Merah darahku tanda keberanian, Putih tulangku
tanda kesucian. Hayo tebak kawan saya lagi nyanyi atau puisi ? Salah semua,
saya ngetik kawan. Hehe, lucu kan ? yang ketawa dapat permen beli sendiri. Anak
Indonesia angkat tangan, saya pastinya angkat tangan juga dong, kan saya anak Indonesia
juga, kawan saya perkenalkan diri saya sebagai anak Indonesia dulu ya. Saya
adalah anak Indonesia, saya bangga dengan budaya Indonesia, memiliki beragam
bahasa, dan saya cinta karya Indonesia, saya suka menonton drama korea, dan
film Indonesia bagi saya membosankan.
Lah kenapa
nyasar ke korea , katanya cinta karya Indonesia, tapi kenapa film Indonesia membosankan
? benarkah pertanyaan kawan seperti itu ? jika tidak harap dimaklumi saya
memang bukan peramal ataupun zodiak.heheh
Nah kawan
saya suka drama korea selain ceritanya yang romantis , tapi drama korea juga
berisi tentang pendidikan. Saya cinta karya Indonesia, tapi tidak dengan copy
paste. Bagi saya film Indonesia membosankan karena ceritanya pasti awal
marah-marahan belakangan cinta-cintaan, “ Itu “. kata pak Mario Teguh. Hehehe
Nah kawan,
kita sebagai penerus bangsa dan negara Indonesia ayo kita kembangkan karya
kita, ciptakan hal-hal yang baru yang bersifat inovatif, menciptakan
karakteristik yang maju untu negara tercinta kita. Jika dahulu kala para
pahlawan menumpahkan darah mereka untuk kemerdekaan Indonesia, ayo kita
tumpahkan ideologi ideologi yang berwawasan luas, cari ilmu sebanyak-banyaknya
dan jangan pernah merasa bosan untuk membubuh ilmu.
dakwatuna.com
– Tentang Indonesiaku, Indonesiamu, dan Indonesia kita.
Negara yang terdiri atas sembilan huruf ini katanya adalah Negara kaya. Kaya
hasil bumi. Di daratan maupun lautan. Bahkan kekayaan itu tersimpan sampai ke
dalam perutnya. Dan juga sampai pada muntahan gunung yang berapi pun
mengandung sesuatu yang bisa dimanfaatkan.
Kayanya
alam Indonesia ternyata tak berjalan seiring dengan kekayaan para penghuninya.
Para manusia di Indonesia bukan orang-orang yang hidup dengan harta melimpah.
Ada sebagian, tapi hanya sedikit. Sisanya adalah orang-orang yang hidup
biasa-biasa saja. Dan yang lebih banyak lagi adalah orang yang hidup luar
biasa, hidup dalam kekurangan, baik pakan maupun pangan. Hingga untuk
pendidikan, bagi sebagian mereka adalah sesuatu yang mahal.
Pasti
kita bertanya dalam hati, kenapa hal ini bisa terjadi. Kenapa negeri kaya yang
katanya dulu adalah “Atlantis” yang menjadi pusat peradaban dunia, sekarang
malah dihuni oleh orang-orang yang tidak berdaya? Pasti kita sebagai manusia
berakal pun bertanya, Kenapa orang-orang yang hidup di tanah surga malah hidup
menderita?
Sudah
menjadi rahasia umum. Kekayaan Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian orang
saja. Hasil bumi Indonesia hanya dikuasai oleh para penguasa. Oleh
pemimpin yang jago dan ahli dalam berpolitik.
Seperti
yang di tuliskan oleh Panji Pragiwaksono dalam bukunya yang berjudul “Berani
Mengubah”, diungkapkan bahwa kita yang hidup hari ini merupakan dampak dari
suatu politik. Hari ini kita hidup atas keputusan-keputusan politik.
Sosok yang terkenal karena Stand Up komedi ini membayangkan jika seandainya
para penguasa di Indonesia membuat keputusan yang mengadakan pemungutan pajak
BBM, maka kebanyakan orang Indonesia akan lebih memilih menggunakan kendaraan
umum dibanding menggunakan kendaraan pribadi.
Contoh
sederhana di atas telah nyata memberikan kepahaman kepada kita bahwa semua
keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah yang tak terlepas dari politik yang
memberikan pengaruh yang signifikan kepada kita sebagai rakyat biasa. Memang
kita tidak dipaksa untuk menggunakan kendaraan umum, tapi secara tidak langsung
karena banyaknya uang yang akan dikeluarkan untuk membayar pajak BBM akan membuat
kita berpikir dua kali untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Jadi,
dengan adanya kesadaran kita bahwa kita hidup atas keputusan politik,
maka dalam buku ini juga Pandji mengungkapkan bahwa kita harus peduli dengan
politik. Meskipun kita melarat karena kebijakan politik, tapi itu tak harus
membuat kita membencinya. Karena jikalau kita membenci politik itu dan mencoba
untuk tidak peduli, maka kita sebagai orang-orang yang tidak mengerti politik
akan lebih melarat lagi karena akan selalu menjadi korban orang-orang yang
mengerti dan memainkan politik.
Jadi
agar kita tidak bisa dibodoh-bodohi orang orang yang ahli politik, maka mulai
sekarang kita harus belajar tentang politik. Meski kita bukan seseorang yang
sekolah atau orang yang menuntut ilmu di bidang politik, setidaknya dengan
melihat media umum seperti koran dan televisi bisa membuat kita tahu apa yang
sedang terjadi di dunia perpolitikan di Indonesia. Dan jika kita telah banyak
tahu, maka kita pun bisa menganalisis, siapa yang politiknya kotor dan siapa
yang politiknya bersih.
Apalagi
di saat ini, di kala Indonesia sedang mempersiapkan calon presiden yang akan
memimpin selama lima tahun mendatang, ini bisa menjadi kesempatan yang tidak
boleh dilewatkan untuk menilai manusia yang politiknya bersih. Memang tidak
bisa pula dikatakan bersih, tapi paling tidak kita bisa menilai yang terbaik di
antara keduanya. Dengan demikian, jika nanti kita memilih pemimpin negeri ini,
kita telah mempercayakan nasib kita kepadanya. Karena, setiap keputusannya
nanti akan berdampak bagi kehidupan kita yang mendatang.
Oleh
karena itu, saya juga sepakat dengan Pandji bahwa menjadi kaum Golput dalam
pemilu adalah sikap para pecundang yang tidak mau berusaha mengubah nasibnya ke
arah yang lebih baik. Setidaknya, dengan kita bersama-sama memilih pemimpin
yang baik, maka nanti kita akan hidup lebih baik karena keputusan-keputusan
baik yang diambil oleh pemimpin yang kita pilih.
Oleh
karena itu, jika saat ini kita masih tidak peduli dengan politik Indonesia,
marilah kita ubah sikap kita untuk mengubah nasib kita. Mari sama-sama kita
mengamati perpolitikan Indonesia sehingga kita bisa tahu kepada siapa kita bisa
menyerahkan nasib kita ke depannya.
.
Ayo nulis lagi
BalasHapus